Ikan gabus adalah sejenis ikan buas
yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di
berbagai daerah: kabos (Mhs.) ,aruan, haruan (Mly.,Bjn), bogo
(Sd.),kocolan (Btw.), kutuk (Jw.),bayong, bogo, licingan (Bms.), dll.
Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti
snakehead murrel, common snakehead , striped snakehead ,chevron
snakehead, dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah ( Channa striata ).
Peluang usaha budidaya ikan gabus
terbuka bagi siapa saja yang ingin mengembangkan usaha perikanan.
minimnya pasokan tak seimbang dengan besarnya permintaan dari konsumen
ikan gabus, maka harga ikan gabus pun terbilang cukup mahal.
Ikan gabus malas bila sudah masuk ke restoran maka harganya bisa mencapai Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Cara budidaya ikan gabus malas dapat anda simak di bawah ini.
Ikan gabus malas bila sudah masuk ke restoran maka harganya bisa mencapai Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Cara budidaya ikan gabus malas dapat anda simak di bawah ini.
** Kebiasaan Hidup Ikan Gabus di Alam
Benih ikan gabus tampak seperti
serombongan ikan cere (Lebistes reticulates) di kolam. Gabus malas ini
berasal dari Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan Thailand. Ikan ini
hidup di sungai, rawa dengan kedalaman 40 cm, dan menyukai perairan
yang dangkal.
Ikan ini cenderung memilih tempat yang
gelap, berlumpur, berarus tenang, atau wilayah bebatuan untuk
bersembunyi. Di Indonesia, ikan ini ditemukan di Palembang, Muara
Kompeh, Gunung Sahilan, Jambi, Danau Koto, Sungai Russu, Bua-bua,
Banjarmasin, Sintang, Montrado, Batu Pangal, Smitau,Danau Boran,
Pontianak, Sungai Kapuas, Serawak dan Ternate, Sungai Cisadane,
Bengawan Solo, dan beberapa sungai besar lainnya.
1. Kebiasaan makan
Di alam, ikan gabus menangkap makanan
yang jaraknya sangat dekat. Dengan bentuk mulut yang sangat lebar,
bukan halangan bagi ikan ini untuk mengenyangkan perutnya.
ikan gabus termasuk golongan karnivora. Jenis pakan yang disukai adalah cacing, ikan-ikan kecil, atau organisme lainnya, asalkan masih hidup. setiap harinya ikan ini bisa menyantap pakan ini dalam jumlah yang besar .
ikan gabus termasuk golongan karnivora. Jenis pakan yang disukai adalah cacing, ikan-ikan kecil, atau organisme lainnya, asalkan masih hidup. setiap harinya ikan ini bisa menyantap pakan ini dalam jumlah yang besar .
2. Kebiasaan berkembang biak
Di alam, ikan gabus kawin pada musim
penghujan di tempat yang berpasir bersih. Ikan ini kawin secara
berpasangan. Telurnya akan diletakkan di dasar atau ditempelkan pada
substrat, pinggiran batu, atau akar pokok kayu yang bersih. Telurnya
akan tampak seperti kabut atau kapas yang sangat lembut dan halus yang
menempel pada substrat.
** Pengenalan Jenis
Awalnya, ikan gabus malas adalah hama
yang mengusik ketenangan ikan-ikan peliharaan di kolam, sama seperti
belut. Namanya sesuai dengan kebiasaan hidupnya. Ikan ini hampir-hampir
tidak bergerak saking malasnya. Oleh karena itu, ikan ini harus diberi
pakan hidup agar bereaksi. Ikan gabus malas dikenal juga dengan nama
betutu.
Ikan ini memiliki sisik tipe ctenoid.
Artinya, bentuk sisik kecil2 dan menyelimuti sekujur badannya. Pada
bagian kepala sisik, terdapat moncong, pipi, dan operculum. Bagian
operculum sisik ini lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya. Sirip
dubur lebih pendek dari sirip punggung kedua. Ikan ini mudah dibedakan
dengan ikan lainnya karena mempunyai warna tubuh cokelat kehitaman.
Pada bagian punggungnya berwarna hijau gelap, sedangkan warna bagian
perutnya lebih terang. Bagian kepala memiliki tanda berwarna merah muda.
Panjangnya bisa mencapai 45 cm.
Badannya berbentuk bulat panjang. Mulutnya lebar, Sirip ekor berbentuk
membulat (rounded) dengan kulit tubuh dihiasi belang-belang kecokelatan.
** Pemijahan di Kolam
1. Konstruksi kolam
Luas kolam pemijahan bervariasi antara
200 M2, tergantung ketersediaan lahan. Kolam berbentuk persegi panjang
dengan letak pintu pemasukan dan pembuangan berseberangan secara
diagonal. Tujuannya agar kolam bisa memperoleh air dari saluran
langsung dan pembuangannya pun bisa lancar. Debit air kolam minimal 25
liter/menit. Pergantian air yang kotinyu akan berpengaruh positif
terhadap proses pemijahan.
Bila lahannya sempit, bisa dibuatkan bak semen berukuran 2 mX 1 m x 1 m untuk pemijahan induk betutu secara berpasangan. Namun, bila mau memijahkan beberapa pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok berukuran 4 m X 2 M X I M.
Bila lahannya sempit, bisa dibuatkan bak semen berukuran 2 mX 1 m x 1 m untuk pemijahan induk betutu secara berpasangan. Namun, bila mau memijahkan beberapa pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok berukuran 4 m X 2 M X I M.
2. Persiapan kolam
Untuk kolam pemijahan seluas 200 m2,
disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g sebanyak 35-40 pasang.
Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2, dapat dimasukkan induk
sebanyak 3-4 pasang.
Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mengetahui keberadaannya.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi 40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memper*oleh pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami.
Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mengetahui keberadaannya.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi 40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memper*oleh pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami.
3. Pemijahan
Tingkah laku pemijahan ikan gabus
meliputi 5 tahap, yaitu membentuk daerah kekuasaan, membuat sarang
pemijahan, proses kawin, memijah dan meletakkan telurnya pada sarang,
dan menjaga telurnya.
** Memilih Induk
Induk ikan gabus umumnya dikumpulkan
dari alam sebab perlu waktu yang lama dan pakan yang sangat banyak
untuk menghasilkan induk di kolam.
Ciri induk ikan gabus yang berkualitas
Betina : Badannya berwana lebih
gelap.Bercak hitam lebih banyak. Papila urogenital berbentuk tonjolan
memanjang yang lebih besar. membundar, warnanya memerah saat menjelang
memijah. Ukurannya lebih kecil dibandingkan yang jantan pada umur yang
sama.Berbadan sehat.Dewasa.
Jantan : Badannya berwana lebih
terang.Bercak hitam lebih sedikit.Papila orogenital berbentuk segitiga,
pipih, dan kecil.Pada umur yang sama ukurannya lebih besar daripada
betina.Berbadan sehat.Dewasa.
** Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur ikan betutu berbentuk lonjong,
transparan. Ukurannya sangat kecil, kira-kira hanya bergaris tengah
0,83 mm. Telur tersebut melekat pada dinding sarang. Setelah kontak
dengan air selama 10-15 menit, membran vitelinya akan mengembang terns
dan panjang telur meningkat sekitar 50 % hingga telur berukuran 1,3 mm.
Penetasan telur dilakukan di akuarium
dengan mengangkat sarang pemijahan yang telah berisi telur. Sebuah
sarang pemijahan bisa ditempati oleh sepasang induk, tetapi bisa juga
ditempati beberapa ekor induk. Kapasitas akuarium sebaiknya minimal 60
liter. Untuk menjamin proses penetasan, diberi aerasi agak kuat, dan
ditetesi beberapa tetes
Malachytgreen atau Metilen blue untuk
mencegah jamur (fungi). Telur yang terserang jamur akan tampak putih
berbulu dan sebaiknya segera disifon agar tidak menulari telur yang
lain.
Jumlah telur dalam setiap sarang berkisar 20.000- 30.000 butir. Telur tidak menetas dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, penetasan berlangsung 2-4 hari. Setelah telur menetas, kekuatan aerator dikurangi. Adapun persentase telur yang menetas antara 80—90%.
Jumlah telur dalam setiap sarang berkisar 20.000- 30.000 butir. Telur tidak menetas dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, penetasan berlangsung 2-4 hari. Setelah telur menetas, kekuatan aerator dikurangi. Adapun persentase telur yang menetas antara 80—90%.
** Pendederan
Pendederan dimaksudkan untuk memelihara
larva yang baru menetas dan sudah habis kuning telurnya (yolk sack) ke
dalam kolam untuk memperoleh ikan yang seukuran sejari (fingerling).
Pendederan biasanya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pendederan I dan
pendederan II.
Pendederan I dilakukan di dalam bak atau kolam yang lebih kecil, berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 1 m. Kolam ini dipasangi hapa dengan ukuran mata 500 mikron (0,5 mm) yang berukuran 100 cm x 75 cm dan tinggi 60 cm.
Pendederan I dilakukan di dalam bak atau kolam yang lebih kecil, berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 1 m. Kolam ini dipasangi hapa dengan ukuran mata 500 mikron (0,5 mm) yang berukuran 100 cm x 75 cm dan tinggi 60 cm.
Banyaknya hapa yang dipasang tergantung
benih yang akan ditebar. Kepadatan penebaran di dalam hapa pada
pendederan I yaitu 30.000 ekor /m2 atau 3o ekor/liter air. Jadi, ke
dalam bak tersebut dapat ditampung sebanyak 100.000-150.000 ekor larva,
hasil dari 3-5 buah sarang, dengan kedalaman air 50 cm. Lama
pemeliharaan di dalam pendederan I ini yaitu 2 bulan. Dengan pakan yang
disuplai dari luar, akan dihasilkan benih seukuran 1-2 cm dengan
tingkat hidup mencapai 20%.
Untuk pendederan II, dibutuhkan kolam
yang luasnya 50 m2 dengan ukuran 5 m x 10 m dan kedalaman kolam 0,7
meter. Kolam dipupuk dengan kotoran ayam sebanyak 0,5-1,5 kg /m2,
tergantung dari kesuburan kolam. Lama pemeliharaan di pendederan II
yaitu 4 bulan dan akan dihasilkan benih ikan berukuran 10 cm (30-50 g)
dengan tingkat kehidupan bisa mencapai 100%.
** Pembesaran
Pembesaran dimaksudkan untuk
menghasilkan betutu berukuran konsumsi. Kolam yang dibutuhkan seluas
200-600 m2.usahakan kolam memperoleh air barn dengan konstruksi
pematang kolam dari tanah dengan terlebih dahulu dipastikan tidak
bocor. Idealnya, kolam
dengan pematang yang ditembok. Di dalam kolam ditempatkan beberapa tempat persembunyian berupa ban bekas atau dawn kelapa karena ikan gabus menghendaki lingkungan yang agak remang-remang.
dengan pematang yang ditembok. Di dalam kolam ditempatkan beberapa tempat persembunyian berupa ban bekas atau dawn kelapa karena ikan gabus menghendaki lingkungan yang agak remang-remang.
terlebih dahulu kolam dipupuk dengan
kotoran ayam dengan dosis 0.5-1.5 kg/m2. Kolam diairi dengan air yang
sudah lewat saringan. Untuk benih berukuran 100 g dapat ditebarkan 20
ekor/m2, sedangkan yang berukuran 175 g dapat ditebarkan sebanyak 8
ekor/m2. Dalam tempo 5 bulan, benih yang beratnya 100 g dapat tumbuh
menjadi 250 g/ekor, sedangkan yang berukuran 175 g dapat mencapai berat
400 g/ekor selama 6 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar